A. Sketsa
1. Pengertian sketsa
Sketsa adalah gambar
yang dibuat tanpa pengukuran langsung di lapangan dan hanya
menggambarkan seperti yang ada dalam pikiran (peta mental). Sketsa
disebut juga dengan istilah denah. Sketsa/denah menggambarkan lokasi
suatu tempat yang wilayahnya relatif sempit tanpa memperhatikan skala
seperti peta. Sketsa sendiri merupakan asal muasal dari peta.
2. Unsur-unsur sketsa
a. Judul sketsa,
judul sketsa biasanya cakupannya lebih sempit daripada peta. Contoh:
sketsa ruang kelas 7A, sketsa rumah hingga sekolah, dan lain-lain.
b. Orientasi arah,
seperti pada peta, orientasi arah sketsa biasanya digambar menggunakan
anak panah dengan arah orientasi adalah utara, tetapi lebih fleksibel
karena tidak ada aturan baku.
c. Garis Tepi, garis tepi berfungsi sebagai pembatas daerah, agar sketsa lebih fokus serta terlihat rapi dan indah.
d. Simbol, simbol sketsa lebih sederhana daripada simbol peta. Umumnya berbentuk garis, persegi, segitiga, dan lain-lain.
e. Keterangan, keterangan sketsa berisi keterangan simbol yang digunakan pada sketsa.
3. Membuat sketsa
Menggambar atau membuat sketsa, caranya sangat mudah. Langkah-langkah yang dikerjakan antara lain:
a. Mengetahui ciri khas kenampakan wilayah yang akan dibuat denah. Ciri khas yang terdapat pada suatu wilayah.
b. Menggambarkan jalan-jalan utama di denah tersebut dengan mencantumkan nama jalannya.
c. Menggambarkan objek-objek penting.
d. Mencantumkan tanda arah. Tanda arah berguna untuk menunjukkan arah.
B. Menentukan Skala dan Simbol Geografi pada Peta
1. Menentukan skala peta
Skala peta berguna
agar penampakan obyek di bumi yang sangat besar dapat digambarkan pada
peta, sehingga mudah digunakan untuk berbagai keperluan. Skala peta
dapat ditentukan setelah membuat sketsa atau peta dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Ukurlah jarak dari
suatu titik ke titik lainnya pada peta yang mudah dikenali dan mudah
diukur di lapangan (jarak atau wilayah yang kecil).
b. Ukur jarak sebenarnya dari kedua titik tersebut di lapangan.
c. Bandingkanlah jarak di peta dengan jarak di lapangan dengan satuan ukur yang sama.
Skala peta ada 3 macam, yaitu:
1. Skala angka, Skala peta yang berupa angka pecahan.
Contoh: 1:100.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm jarak di lapangan.
2. Skala grafik, Skala peta yang berupa grafik.
3. Skala huruf, perbandingan jarak (skala) pada peta dengan jarak sebenarnya, yang dinyatakan dengan kalimat.
Contoh: 1 inchi di peta sama dengan 10 mil dipermukaan bumi.
2. Menentukan simbol-simbol geografi pada peta
Sasaran dalam
geografi berupa keadaan fisik alam dan nonfisik. Simbol pada peta dibuat
untuk mewakili objek aslinya di permukaan bumi. Simbol geografi pada
peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
a. Simbol
wilayah, Menggambarkan keadaan daerah tertentu yang dipetakan. Simbol
ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol luas abstrak. Simbol luas
deskriptif penyajiannya diupayakan sama atau mendekati wujud sebenarnya,
sedangkan simbol luas abstrak penyajiannya menggunakan garis atau
titik-titik.
b. Simbol warna, digunakan pada peta yang menggambarkan keadaan data geografi tertentu.
Contoh: warna hijau
(menggambarkan tentang dataran rendah), warna cokelat (menggambarkan
tentang dataran pegunungan), warna putih (menggambarkan tentang dataran
salju), warna kuning (menggambarkan tentang dataran tinggi), warna biru
(menggambarkan tentang perairan).
c. Simbol titik,
Berupa titik dengan berbagai ukuran dan bentuk. Simbol yang digunakan
adalah bentuk simbol titik dapat berupa piktorial, geometrik, dan huruf.
Simbol titik piktorial menyajikan bentuk asli dari unsur yang
diwakilinya. Simbol titik geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya
dalam bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam bentuk huruf
digunakan untuk menyatakan unsur yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
d. Simbol garis,
Berupa garis dengan berbagai ukuran dan bentuk. Simbol garis digunakan
untuk menyajikan unsur-unsur yang ada di permukaan bumi, baik berupa
garis khayal maupun garis yang sebenarnya.
C. Peta Tematik
1. Pengertian peta tematik
Peta tematik yaitu
peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang dipetakan. Pada
prinsipnya unsur-unsur peta tematik sama dengan peta pada umumnya. Peta
tematik hanya menyajikan tema atau unsur-unsur tertentu saja.
Komponen-komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta
tematik, karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai
dengan tema peta.
2. Tahap-tahap membuat peta tematik
Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam tahap menyiapkan data, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Menyiapkan
informasi dasar; Informasi dasar yang diperlukan dalam pembuatan peta
tematik antara lain kenampakan jalan, sungai, batas administrasi, dan
penggunaan lahan. Menyiapkan informasi dasar yaitu dengan memperoleh
data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi:
a. Data kualitatif
yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan dikenali dari namanya saja.
Data nominal termasuk dalam data kualitatif. Cara menggambar peta
tematik dengan metode kualitatif meliputi:
1. Metode indeks
figures, yaitu cara menggambar peta tematik dengan gambar-gambar kecil
berukuran sama. Misal: bentuk segitiga, lingkaran, tanda silang, belah
ketupat, dan lain-lain.
2. Metode indeks
letters, yaitu metode menggambar dengan simbol huruf kecil berukuran
sama. Misalnya: data pertanian, persebaran bahan tambang, dan lain-lain.
3. Metode choroschematic, yaitu metode menggambar dengan gambar menyerupai datanya.
4. Metode
interdigitation, yaitu cara menggambar data yang bercampur, sehingga
sulit menentukan data yang satu dengan data yang lain. Contoh: Peta
persebaran agama, suku bangsa, bahasa, dan lain-lain.
b. Data kuantitatif,
yaitu data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data kepadatan
penduduk (padat, sedang, jarang) dan data wilayah administrasi (kota
provinsi, kota kabupaten, dan kota kecamatan). Menggambar peta tematik
dengan metode kuantitatif meliputi:
1. Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik dengan garis.
a. Isohypse, yaitu garis yang menghubungkan tempat dengan ketingggian yang sama.
b. Isotheron, yaitu isopleth yang memiliki data temperatur sama.
c. Isobar, yaitu isopleth yang datanya berupa tekanan udara.
d. Isohyets, yaitu isopleth yang datanya berupa curah hujan.
e. Isobath, yaitu isopleth yang datanya berupa kedalaman laut.
f. Isogone, yaitu isopleth yang datanya berupa variasi deklinasi magnetik
2. Metode choropleth, yaitu cara menggambar peta tematik dengan memakai warna/shading.
Data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Cara langsung
ialah dengan mengambil data di lapangan, seperti pengamatan, pengukuran,
ataupun wawancara. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data
primer.
b. Cara tidak
langsung ialah dengan mengambil data yang telah tersedia dari berbagai
sumber, seperti kantor desa atau kelurahan, Biro Pusat Statistik (BPS),
Pusat Survei Pemetaan (Pussruta), Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional (Bakosurtanal), dan lain-lain. Data yang diperoleh dengan cara
ini disebut data sekunder.
2. Menyiapkan
komponen peta tematik; Komponen-komponen tersebut antara lain judul
peta, skala peta, koordinat peta, legenda peta, dan simbol yang akan
digunakan.
3. Menyiapkan alat;
Alat-alat yang digunakan antara lain kertas, kertas transparan,
penggaris, pensil, penghapus, pensil warna untuk mewarnai sesuai tema
atau simbolnya.
Pembuatan dan Penyajian
Berikut ini adalah
contoh pembuatan peta tematik persebaran penduduk di Pulau Jawa. Dan
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. membuat judul yaitu persebaran penduduk Pulau Jawa.
2. Mengumpulkan data dan mengklasifikasikanya.
3. Menentukan simbol dan metode.
- Metode yang paling tepat yaitu metode choropleth.
- simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2 diberi warna gelap yang rapat, penduduk antara 400 - 700 jiwa/km2 diberi warna yang renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2 tidak diberi warna.
4. Menyiapkan peta dasar dengan cara menjiplak menggunakan kertas kalkir (kertas tembus pandang).
5. Setelah peta dasar
jadi, masukkan gambar/simbol data ke peta sesuai daerah penyebarannya.
Maka, jadilah peta tematik kuantitatif persebaran penduduk di Pulau
Jawa, sebagai berikut: