This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 31 Mei 2014

Sketsa dan Peta Tematik

 
A. Sketsa
1. Pengertian sketsa
Sketsa adalah gambar yang dibuat tanpa pengukuran langsung di lapangan dan hanya menggambarkan seperti yang ada dalam pikiran (peta mental). Sketsa disebut juga dengan istilah denah. Sketsa/denah menggambarkan lokasi suatu tempat yang wilayahnya relatif sempit tanpa memperhatikan skala seperti peta. Sketsa sendiri merupakan asal muasal dari peta.
2. Unsur-unsur sketsa
a. Judul sketsa, judul sketsa biasanya cakupannya lebih sempit daripada peta. Contoh: sketsa ruang kelas 7A, sketsa rumah hingga sekolah, dan lain-lain.
b. Orientasi arah, seperti pada peta, orientasi arah sketsa biasanya digambar menggunakan anak panah dengan arah orientasi adalah utara, tetapi lebih fleksibel karena tidak ada aturan baku.
c. Garis Tepi, garis tepi berfungsi sebagai pembatas daerah, agar sketsa lebih fokus serta terlihat rapi dan indah.
d. Simbol, simbol sketsa lebih sederhana daripada simbol peta. Umumnya berbentuk garis, persegi, segitiga, dan lain-lain.
e. Keterangan, keterangan sketsa berisi keterangan simbol yang digunakan pada sketsa.

3. Membuat sketsa
Menggambar atau membuat sketsa, caranya sangat mudah. Langkah-langkah yang dikerjakan antara lain:
a. Mengetahui ciri khas kenampakan wilayah yang akan dibuat denah. Ciri khas yang terdapat pada suatu wilayah.
b. Menggambarkan jalan-jalan utama di denah tersebut dengan mencantumkan nama jalannya.
c. Menggambarkan objek-objek penting.
d. Mencantumkan tanda arah. Tanda arah berguna untuk menunjukkan arah.
 
 

B. Menentukan Skala dan Simbol Geografi pada Peta

1. Menentukan skala peta

Skala peta berguna agar penampakan obyek di bumi yang sangat besar dapat digambarkan pada peta, sehingga mudah digunakan untuk berbagai keperluan. Skala peta dapat ditentukan setelah membuat sketsa atau peta dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Ukurlah jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada peta yang mudah dikenali dan mudah diukur di lapangan (jarak atau wilayah yang kecil).
b. Ukur jarak sebenarnya dari kedua titik tersebut di lapangan.
c. Bandingkanlah jarak di peta dengan jarak di lapangan dengan satuan ukur yang sama.
Skala peta ada 3 macam, yaitu:
1. Skala angka, Skala peta yang berupa angka pecahan.
Contoh: 1:100.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 100.000 cm jarak di lapangan.
2. Skala grafik, Skala peta yang berupa grafik.
3. Skala huruf, perbandingan jarak (skala) pada peta dengan jarak sebenarnya, yang dinyatakan dengan kalimat.
Contoh: 1 inchi di peta sama dengan 10 mil dipermukaan bumi.
 
2. Menentukan simbol-simbol geografi pada peta

Sasaran dalam geografi berupa keadaan fisik alam dan nonfisik. Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya di permukaan bumi. Simbol geografi pada peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu
a. Simbol wilayah, Menggambarkan keadaan daerah tertentu yang dipetakan. Simbol ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol luas abstrak. Simbol luas deskriptif penyajiannya diupayakan sama atau mendekati wujud sebenarnya, sedangkan simbol luas abstrak penyajiannya menggunakan garis atau titik-titik.
b. Simbol warna, digunakan pada peta yang menggambarkan keadaan data geografi tertentu.
 Contoh: warna hijau (menggambarkan tentang dataran rendah), warna cokelat (menggambarkan tentang dataran pegunungan), warna putih (menggambarkan tentang dataran salju), warna kuning (menggambarkan tentang dataran tinggi), warna biru (menggambarkan tentang perairan).
c. Simbol titik, Berupa titik dengan berbagai ukuran dan bentuk. Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol titik dapat berupa piktorial, geometrik, dan huruf. Simbol titik piktorial menyajikan bentuk asli dari unsur yang diwakilinya. Simbol titik geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam bentuk huruf digunakan untuk menyatakan unsur yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
d. Simbol garis, Berupa garis dengan berbagai ukuran dan bentuk. Simbol garis digunakan untuk menyajikan unsur-unsur yang ada di permukaan bumi, baik berupa garis khayal maupun garis yang sebenarnya.

C. Peta Tematik

1. Pengertian peta tematik
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan keadaan khusus daerah yang dipetakan. Pada prinsipnya unsur-unsur peta tematik sama dengan peta pada umumnya. Peta tematik hanya menyajikan tema atau unsur-unsur tertentu saja. Komponen-komponen peta pada umumnya tidak berlaku mutlak untuk peta tematik, karena peta tematik memerlukan simbol-simbol khusus sesuai dengan tema peta.
2. Tahap-tahap membuat peta tematik
Proses pembuatan peta tematik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam tahap menyiapkan data, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Menyiapkan informasi dasar; Informasi dasar yang diperlukan dalam pembuatan peta tematik antara lain kenampakan jalan, sungai, batas administrasi, dan penggunaan lahan. Menyiapkan informasi dasar yaitu dengan memperoleh data-data dalam pembuatan peta. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi:
a. Data kualitatif yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan dikenali dari namanya saja. Data nominal termasuk dalam data kualitatif. Cara menggambar peta tematik dengan metode kualitatif meliputi:
1. Metode indeks figures, yaitu cara menggambar peta tematik dengan gambar-gambar kecil berukuran sama. Misal: bentuk segitiga, lingkaran, tanda silang, belah ketupat, dan lain-lain.
2. Metode indeks letters, yaitu metode menggambar dengan simbol huruf kecil berukuran sama. Misalnya: data pertanian, persebaran bahan tambang, dan lain-lain.
3. Metode choroschematic, yaitu metode menggambar dengan gambar menyerupai datanya.
4. Metode interdigitation, yaitu cara menggambar data yang bercampur, sehingga sulit menentukan data yang satu dengan data yang lain. Contoh: Peta persebaran agama, suku bangsa, bahasa, dan lain-lain.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang mempunyai jumlah atau nilai. Misalnya data kepadatan penduduk (padat, sedang, jarang) dan data wilayah administrasi (kota provinsi, kota kabupaten, dan kota kecamatan). Menggambar peta tematik dengan metode kuantitatif meliputi:
1. Metode isopleth, yaitu menggambar peta tematik dengan garis.
a. Isohypse, yaitu garis yang menghubungkan tempat dengan ketingggian yang sama.
b. Isotheron, yaitu isopleth yang memiliki data temperatur sama.
c. Isobar, yaitu isopleth yang datanya berupa tekanan udara.
d. Isohyets, yaitu isopleth yang datanya berupa curah hujan.
e. Isobath, yaitu isopleth yang datanya berupa kedalaman laut.
f. Isogone, yaitu isopleth yang datanya berupa variasi deklinasi magnetik
2. Metode choropleth, yaitu cara menggambar peta tematik dengan memakai warna/shading.
Data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
a. Cara langsung ialah dengan mengambil data di lapangan, seperti pengamatan, pengukuran, ataupun wawancara. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data primer.
b. Cara tidak langsung ialah dengan mengambil data yang telah tersedia dari berbagai sumber, seperti kantor desa atau kelurahan, Biro Pusat Statistik (BPS), Pusat Survei Pemetaan (Pussruta), Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan lain-lain. Data yang diperoleh dengan cara ini disebut data sekunder.
2. Menyiapkan komponen peta tematik; Komponen-komponen tersebut antara lain judul peta, skala peta, koordinat peta, legenda peta, dan simbol yang akan digunakan.
3. Menyiapkan alat; Alat-alat yang digunakan antara lain kertas, kertas transparan, penggaris, pensil, penghapus, pensil warna untuk mewarnai sesuai tema atau simbolnya.
  Pembuatan dan Penyajian
Berikut ini adalah contoh pembuatan peta tematik persebaran penduduk di Pulau Jawa. Dan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. membuat judul yaitu persebaran penduduk Pulau Jawa.
2. Mengumpulkan data dan mengklasifikasikanya.
3. Menentukan simbol dan metode.
- Metode yang paling tepat yaitu metode choropleth.
- simbol: kepadatan penduduk lebih dari 700 jiwa/km2 diberi warna gelap yang rapat, penduduk antara 400 - 700 jiwa/km2 diberi warna yang renggang dan penduduk kurang dari 400 jiwa/km2 tidak diberi warna.
4. Menyiapkan peta dasar dengan cara menjiplak menggunakan kertas kalkir (kertas tembus pandang).
5. Setelah peta dasar jadi, masukkan gambar/simbol data ke peta sesuai daerah penyebarannya. Maka, jadilah peta tematik kuantitatif persebaran penduduk di Pulau Jawa, sebagai berikut:

Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media. Menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
  1. Media audio
  2. Media cetak
  3. Media visual diam
  4. Media visual gerak
  5. Media audio semi gerak
  6. Media visual semi gerak
  7. Media audio visual diam
  8. Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
  1. Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
  2. Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
  3. Audio-cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
  4. Proyeksi visual diam: Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
  5. Proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
  6. Visual gerak: film bisu
  7. Audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
  8. Objek fisik: Benda nyata, model, spesimen
  9. Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran
  10. Komputer: CAI
Berdasarkan kompleks suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks).  Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak/radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan/kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan/buku teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
  1. Media yang tidak diproyeksikan
  2. Media yang diproyeksikan
  3. Media audio
  4. Media video
  5. Media berbasis komputer
  6. Multi media kit.
Pada makalah ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.
1.      Media Visual
  1. Media yang tidak diproyeksikan
1)      Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke objek. Kelebihan dari media realita ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari sisa peninggalan sejarah, yaitu Candi.

2)      Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan  model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misalnya, Diorama.
 (Diorama peristiwa penyerahan Surat Perintah Sebelas Maret) 

3)      Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:

a) Gambar / foto: Berupa seni menari dalam cahaya untuk mengabadikan objek. Media foto paling umum digunakan dalam pembelajaran.

 (Foto pertempuran yang terjadi pada Peristiwa 10 November, Surabaya)

b) Sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan  sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

(Sketsa Pembacaan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno)

c) Diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar.

 (Diagram perkiraan jumlah pengguna internetdi Indonesia tahun 1998-2015)

d) Bagan  : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis
lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

 (Contoh Bagan Silsilah Dinasti Sanjaya)

e) Grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.


 f) Poster :
Poster  adalah gambar yang benar, yang memberi tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas saja. 
Menurut Nana Sudjana, definisi poster adalah kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan  pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. 


g) Kartun : 
             Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan dan karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kartun memeiliki peran sebagai alat bantu yang mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutana dalam menjelaskan rangkaian isi bahan dalam suatu urutan logis atau mengandung makna.Untuk tujuan pembelajaran seorang guru hendaknya mampu menilai dan memilih kartun yang baik dan berkualitas sehingga akan membantu terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. 


  2. Media yang diproyeksikan

1)      Transparansi OHP merupakan alat  bantu  mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy /OHT) dan perangkat keras (Overhead projector /OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
-          Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
-          Membuat sendiri secara manual

2)      Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

2.      Media Audio

a) Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

b) Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

3.      Media Audio-Visual

a) Media video
Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.


b) Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

MEDIA PEMBELAJARAN




           Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tidak pernah luput dari pembahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya . Metode mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik karena keberhasilan Proses Belajar-mengajar (PBM) bergantung pada cara/mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya e nak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang diberikan sehi ngga diharapkan akan terjadi perubahan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
            Dalam dunia pendidikan memang selalu ada hal yang menarik untuk dipelajari dan dikembangkan. Hal ini di karenakan pendidikan memang kunci utama dalam penentuan tinggi rendahnya mutu sumber daya manusia. Lagipula, selalu ada perkembangan yang berarti dalam pendidikan, baik dari segi kurikulum, metode, sampai pada tahap pengembangan media. Ini semua dilakukan karena kesadaran-kesadaran baru yang muncul seiring dengan berjalanya waktu. Setiap fase ada persaingan ketat, dan untuk ikut dalam bursa persaingan tersebut orang harus memnuhi standar minimum yang telah ditentukan. Disinilah tugas pendidikan yang sesungguhnya, yakni untuk menyiapkan SDM yang mampu bersaing di era globalisasi.
            Pendidikan bahasa asing mempunyai posisi yang sangat penting dalam masyarakat modern. Karena dengan menguasai bahasa asing, seseorang mampu melakukan komunikasi, mengungkapkan ide atau gagasan, membaca, menulis, berfikir logis, rasional, sistematik, selalu mempunyai  alternative, setra dapat berfikir dan inovatif. Slameto menyatakan bahwa ada tiga factor dari individu siswa yang dapat mempengaruhi belajarnya yaitu factor jasmaniyah, factor psikologis, dan factor kelelahan. Factor jasmaniyah terdiri dari factor kesehatan dan cacat tubuh. Factor psokologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, motif, kematangan, dan kesiapan. Factor kelelahan meliputi kelelahan kasmani dan kelelahan rohani. [1]Untuk itu, dibutuhkan metodologi pengakaran dan pengembangan media yang jitu supaya siswa merasa mudah dan senang dalam mempelajari bahasa asing (bahasa Arab).
           
1.      A. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau penyalur. Artinya “media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi”.[2]Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”.  Dalam bahasa arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[3] Media pengajaran juga bisa dikatakan (الإيضاح وسائل) wasail al-idlah atau menurut istilah Abdul Halim dalam bukunya al-muwajjih al-Fanni li Mudarrisi al-lughah al-‘Arabiyah (وسائل التوضيخية) al-wasail al-Taudiyah[4] yaitu alat pandang dengar.
Mengenai makna media secara subtansi, ada banyak sekali pendapat meskipun  pemaknaanya tersebut secara substansi mempunyai kesamaan makna. Ada bebrapa definisi media menurut beberapa ahli, antara lain :
Menurut pandangan Gagne media adalah “berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik untuk belajar.[5] Sedangkan Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu “segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”.[6] Media hendaknya dapat dilihat, dimanipulasi, didengar ataupun dibaca. Begitupula DRs. Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan tekhnik yang digunakan untuk lebih mengefektifkan kembali komunikasi dan interaksi antara pendidikan dan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekolah.[7]
Media pembelajaran dalam arti luas yaitu setiap orang, materi, atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan dalam arti sempit, media pembelajaran adalah sarana nonoperasional (bukan manusia) yang digunakan oleh pendidik yang memegang perana dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan.[8]
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan al wasilah (penyalur) materi pembelajaran kepada peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada dasarnya media pembelajaran tersebut digunakan oleh para guru untuk:
1)      Memperjelas informasi atau pesan pengajaran
2)      Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
3)       Memberi variasi pengajaran
4)       Memperjelas struktur pengajaran
5)       Memotivasi proses belajar siswa.
[1]B. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran
      1. Tujuan Media  Pembelajaran
    Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut :
      a. mempermudah proses pembelajaran di kelas
      b. meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
      c. menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
      d. membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
      2. Manfaat Media Pembelajaran
   Manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
   a. pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
   b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih di pahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik
   c. metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
  d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasa dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lainya.
     Manfaat Media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
      a. memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan
      b. menjelaskan struktur dan urutan pengajarn dengan baik
      c. memberikan kerangka sistematis secara baik.
      d. memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran
      e. membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran.
      f. membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.
      g. meningkatkan kualitas pembelajaran
     Manfaat media  pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:
      a. meningkatkan motivasi belajar pembelajar
      b. memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar
      c. memberikan struktur materi pelajaran
      d. memberikan inti informasi pelajaran
      e. merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis.
      f. menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan.
         g. pelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis  
 


 
 
C. Pertimbangan Pemilihan Media
      Pertimbangan media yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan:
      1. Tujuan pengajaran
      2. Bahan pelajaran
      3. Aetode mengajar
      4. alat yang dibutuhkan
      5. Pribadi mengajar
      6. Minat dan kemampuan mengajar
      7. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung
      Keterkaiatan antara  media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan kondisi pembelajar, harus menjadi perhatian dan pertimbangan pengajar untuk memilih dan menggunakan media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebab media pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbalebalik dengan  empat aspek tersebut. Dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
D. Aspek-aspek dalam Media Pembelajaran
          Dalam mengembangkan media pembelajaran  perlu diperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antaralain :
a.       Relevan dengan tujuan kurikulum
     Media pembelajaran yang baik isinya harus sesuai dengan kurikullum dan benar-benar bisa membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b.  Memberi sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ingin dicapai.
  Media pembelajaran dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Materi pelajaran yang disampaikan melalui media pembelajaran secara substansi harus memuat standar kompetensi yang memadai.
c.      Dapat membangkitkan minat siswa
     Jhon M. Lannon mengemukakan bahwa media pembelajaran berguna untuk menarik minat siswa terhadap yang disajikan. Hal yang sama dikemukakan oleh Hamalik, penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat siswa.[9]
d.      Menarik
      Media pembelajaran yang baik adalah tekhnik sajianya yang menarik. [10] Menurut Levie dan Lentz salah satu fungsi untuk media pembelajaran adalah mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan visual yang di tampilkan atau menyampaikan teks materi pelajaran.[11]
e.       Mudah dipahami siswa
    Media pembelajaran yang baik adalah isi sajianya mudah dipahami oleh siswa.[12]
f.       Menggunakan efek suara
     Menurut Emha Taufiq luthfi, penggunaan gambar lebih menarik dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan dengan teks. Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara yang lebih berguna [13]
g.      Menggunakan animasi
     Animasi merupakan deretan gambar yang berurutan dan dapat dilihat oleh mata kasar manusia dalam bentuk pergerakan. Animasi menjelaskan sebuah materi atau memberikan ilustrasi konsep dalam bentuk simulasi atau aktivitas[14]
h.      Ada feed back
     Salah satu pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran adalah adanya umpan balik. Hasil belajar dapat meningkatkan apabila secara berkala kepada siswa diinformasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil belajar akan memberikan sumbangan terhadap motivasi belajar berkelanjut.[15]
E. Fungsi Media Pembelajaran
            Media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
      1.menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah
      2.membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya
      3.membuat konsep abstrak ke konsep konkret
      4.memberi kesamaan persepsi
      5.mengatasi hambatran waktu, tempat, jumlah, dan jarak
      6.menyajikan ulang informasi secara konsisten
      7.memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
    Selain fungsi diatas. Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran yaitu:
      1. fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan  perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isis pelajaran
      2. fungsi afekti maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar.
      3. fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi
      4.fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
        Dari empat fungsi visual di atas, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan tersendiri. teknik afektif adalah tehnik untuk memahami teknik pesan visual yang terbagi dari beberapa fase seperti dibawah ini:
      1. fase diffrensiasi. yaitu dimana pembelajar mula-mula mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis
      2. fase integrasi yaitu di mana mempelajar menempatkan unsure-unsur visual secara serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada pengalaman pengalamannya.
      3. kesimpulan, yaitu dari pengalaman visualisai untuk kemudian menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya.
          Hasil penelitian Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentang pennggunaan gambar visual dalam pembelajaran disimpulkan:
1. Terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil belajar bagi pembelajar secara maksimal yaitu:
      a).gambar-gambar yang digunakan harus jelas
      b).gambar harus familiar dgn pembelajar
      c).gambar yang digunakan ukurannya cukup besar
2. Terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik minat pembelajar.
3. Hasil penelitian Mabel Rudisill. gambar-ganbar yang disukai anak-anak adalah gambar gambar berwarna yang menumbuhkan impresi atau kesan realistik.