Ideologi Sosialis-Komunis dan Perkembangannya
Paper
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
kelas A
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Oleh:
Refani Anindya Putri
120210302063
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
1)
Konsep
Dasar
Sosialisme mulai digunakan sejak awal abad ke-19. Pada tahun 1827, istilah ini
awalnya digunakan untuk menyebut pengikut Robert Owen (1771-1858) di
Inggris. Istilah ini juga mengacu pada para pengikut Saint Simon
(1760-1825) di Perancis. Bersama Fourier (1772-1832) dari Perancis,
Robert Owen dan Saint Simon membuat rumusan sebuah pemikiran mengenai
sosialisme.
Sosialisme lahir sebagai akibat perkembangan kapitalisme. Sosialisme
merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia
dan mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama
dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu campur
tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara.
Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan
kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan
perbaikan nasib.
Adapun
ciri khas sosialisme sebagai berikut :
- Hak milik pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
- Mencapai kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
- Berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes secara bertahap.
- Negara diperlukan selama-lamanya.
Komunisme
merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul sebagai reaksi dari kapitalisme. Paham komunisme
mendasarkan pada Marxisme dan Leninisme. Dengan begitu, Komunisme adalah
Marxisme-Leninisme. Karl Marx, pencetus Marxisme menganggap negara sebagai
susunan golongan masyarakat yang dibentuk untuk menindas golongan lain.
Pemilik modal menindas kaum buruh. Menurut Karl Marx, kaum buruh perlu membuat
revolusi (perubahan secara mendadak) untuk merebut kekuasaan negara dari golongan
kapitalis dan borjuis (orang-orang kaya). Dengan cara ini, kaum buruh akan
menjadi penguasa dan dapat mengatur negara.
Paham yang dicetuskan oleh Karl Marx ini berhubungan dengan
aliran materialisme yang menonjolkan penggolongan, pertentangan antar golongan,
konflik kekerasan atau revolusi, serta perebutan kekuasaan negara. Ajaran Karl
Marx dipopulerkan oleh Frederick Engels dan dipadu dengan pemikiran Lenin,
menjadi landasan komunisme. Marx berpendapat bahwa mata pencaharian manusia
menentukan cara berpikirnya. Menurutnya, ekonomi masyarakat ditandai adanya
pertentangan antara kelas atas (kaum kapitalis, pemilik modal) dan kelas
bawah (kaum protelar) yang hanya memiliki tenaga. Kaum kapitalis ingin
meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya produksi, adapun kaum protelar
berusaha meningkatkan pendapatannya.
Dalam usaha merebut dan mempertahankan
kekuasaannya, komunisme melakukan tindakan-tindakan berikut :
- Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
- Menciptakan konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu.
- Komunisme tidak mengakui adanya Tuhan (atheisme), tapi lebih mengutamakan materi.
- Masyarakat komunis bercorak internasional. Artinya, masyarakat yang dicita-citakan komunisme adalah masyarakat dunia, tanpa nasionalisme.
- Komunisme bercita-cita menciptakan masyarakat tanpa kelas. Pertentangan kelas, hak milik pribadi, dan pembagian kerja dianggap akan menjauhkan dari suasana hidup yang aman dan tenteram.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat meletus Revolusi Bolshevik di
Rusia, pada tanggal 7 November 1917. Sejak itu, komunisme diterapkan sebagai
sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain, seperti Tiongkok, Vietnam, Korea
Utara, Kuba, dan Laos masih menganut paham komunis.
Prinsip-prinsip komunisme yang memberikan
pengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebagai berikut :
- Pemerintah dipimpin oleh satu partai, yaitu partai komunis. Pemerintahan bersifat proletariat.
- Komunisme merupakan sistem pemerintahan tunggal
- Hak milik pribadi dihilangkan, tidak ada kebebasan demokrasi, dan menolak keadilan sosial.
- Pengelolaan ekonomi komunisme: (1) Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan; (2) Perekonomian ditentukan dan dikuasai negara; (3) Bebas dari persaingan ekonomi pasar; (4) Seluruh harta kekayaan menjadi milik negara.
o
Ciri khas
yang melekat pada ideologi komunisme :
- Hak milik pribadi atas alat-alat produksi.
- Dalam mencapai kesejahteraan menghalalkan segala cara, dengan tindakan revolusioner.
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara diktator proletariat, terutama pada masa-masa peralihan (transisi).
- Negara hanya diperlukan untuk sementara waktu saja, selama belum mencapai kesejahteraan.
Ideologi komunisme mulai diterapkan saat
meletus Revolusi Bolshevik di Rusia, pada tanggal 7 November 1917. Sejak saat
itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara
lain. Saat ini Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba, dan Laos masih menganut
paham komunis.
2)
Perkembangan
di Indonesia
1)
Era pra-Perang Kemerdekaan
Kelahiran Komunisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari hadirnya
orang-orang buangan politik dari Belanda
dan mahasiswa-mahasiswa lulusannya yang berpandangan kiri. Beberapa di
antaranya Sneevliet,
Bregsma, dan Tan Malaka yang masuk
setelah Sarekat
Islam (SI) Semarang sudah terbentuk.
Gerakan Komunis di Indonesia diawali di Surabaya, yakni di dalam
diskusi intern para pekerja buruh kereta api Surabaya yang dikenal
dengan nama VSTP. Awalnya VSTP hanya
berisikan anggota orang Eropa
dan Indo Eropa saja, namun setelah berkembangnya waktu, kaum pribumi juga
banyak yang bergabung. Salah satu anggota yang menjadi besar adalah Semaoen kemudian menjadi
ketua SI Semarang.
Komunisme kemudian juga aktif di Semarang, atau sering
disebut dengan "Kota Merah" setelah menjadi basis PKI di era
tersebut. Hadirnya ISDV dan masuknya para pribumi berhaluan kiri ke dalam Sarekat Islam menjadikan
komunis sebagai bagian cabangnya, yang nantinya disebut sebagai "SI
Merah". ISDV sendiri sering menjadi salah satu organisasi yang bertanggung
jawab atas banyaknya pemogokan buruh di Jawa.
Konflik antara SI Semarang (SI Merah) dengan SI pusat di Yogyakarta (SI Putih)
mendorong diselenggarakannya kongres. Atas usulan Haji Agus Salim, yang
disahkan oleh pusat SI, baik SI Merah maupun SI Putih menyepakati bahwa
personel SI Merah keluar dari SI. Mantan personel SI Merah kemudian bersama
ISDV berganti nama menjadi PKI.
Kehancuran PKI fase awal bermula dengan adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada
pemberontakan besar-besaran di seluruh Hindia-Belanda. Tan Malaka yang tidak
setuju karena Komunisme di Indonesia kurang kuat mencoba menghentikan, namun
para tokoh PKI lainnya tidak menggubris usulan tersebut, kecuali mereka yang
ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan terjadi pada tahun 1926-1927
yang berakhir dengan kekalahan PKI. Para tokoh PKI menyalahkan Tan Malaka atas
kegagalan tersebut, karena telah mencoba menghentikan pemberontakan dan
memengaruhi cabang-cabang PKI.
2) Era Perang Kemerdekaan
Gerakan PKI bangkit kembali pada masa Perang
Kemerdekaan Indonesia, diawali oleh kedatangan Muso secara misterius dari Uni Soviet ke Negara
Republik (Saat itu masih beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh
pergerakan lain, Muso berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan pandangannya
yang murni Komunisme. Di Yogyakarta, Muso juga mendidik calon-calon pemimpin
PKI seperti D.N. Aidit.
Muso dan pendukungnya kemudian menuju ke Madiun, di sana ia dikabarkan mendirikan Negara
Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu
menteri Soekarno, Amir
Syarifuddin. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan mengakhiri
pemberontakan Muso ini.
3)
Era pasca-Perang
Kemerdekaan RI
Pasca Perang Kemerdekaan Indonesia tersebut, PKI menyusun kekuatannya kembali. Didukung oleh Soekarno yang ingin menyatukan semua aspek masyarakat Indonesia saat itu, di
mana antar ideologi menjadi musuh masing-masing, PKI menjadi salah satu
kekuatan baru dalam politik Indonesia. Ketegangan itu tidak hanya terjadi di
tingkat atas saja, melainkan juga di tingkat bawah di mana tingkat ketegangan
banyak terjadi antara tuan tanah dan para buruh tani.
Soekarno sendiri yang cenderung ke kiri, lebih dekat kepada PKI.
Terutama setelah Dekrit
Presiden pada 5 Juli 1959, politik
luar negeri Indonesia semakin condong ke Blok
Timur (Blok Komunis Uni Soviet).
Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni
Soviet, Kamboja, Vietnam, RRT, maupun Korea
Utara. Beberapa langkah-langkah
politik luar negeri yang dianggap kekiri-kirian itu antara lain:
- Presiden Soekarno menyampaikan pandangan politik dunia yang berlawanan dengan barat, yaitu OLDEFO (Old Established Forces) dan NEFO (New Emerging Forces)
- Indonesia membentuk Poros Jakarta-Peking dan Poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang yang membuat Indonesia terkesan ada di pihak Blok Timur
- Konfrontasi dengan Malaysia yang berujung dengan keluarnya Indonesia dari PBB.
Di sisi lain, konflik dalam negeri semakin memanas dikarenakan krisis
moneter, selain itu juga terdengar desas-desus bahwa PKI dan militer yang
bermusuhan akan melakukan kudeta. Militer mencurigai PKI karena mengusulkan Angkatan
Kelima (setelah AURI, ALRI, ADRI
dan Kepolisian), sementara PKI mencurigai TNI hendak melakukan kudeta atas Presiden Soekarno yang sedang sakit, tepat
saat ulang tahun TNI. Kecurigaan satu dengan yang lain tersebut kemudian
dipercaya menjadi sebab insiden yang dikenal sebagai Gerakan 30 September, namun beberapa ilmuwan menduga, bahwa ini sebenarnya hanyalah konflik
intern militer waktu itu.
Pasca Gerakan 30 September, terjadi pengambinghitaman kepada orang-orang komunis oleh pemerintah Orde
Baru. Terjadi
"pembersihan" besar-besaran atas warga dan anggota keluarga yang
dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara
limaratus ribu sampai duajuta jiwa meninggal di Jawa dan Bali setelah
peristiwa Gerakan 30 September, para "tertuduh komunis" ini yang ditangkap kebanyakan
dieksekusi tanpa proses pengadilan. Sementara bagi "para tertuduh
komunis" yang tetap hidup, setelah selesai masa hukuman, baik di Pulau
Buru atau di penjara, tetap
diawasi dan dibatasi ruang geraknya dengan penamaan Eks Tapol.[5]
4)
Era pasca-Reformasi
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok komunis, marxis, dan haluan kiri lainnya, mulai kembali aktif di lapangan politik
Indonesia, walaupun secara hukum, belum boleh mendirikan partai karena masih
dilarang oleh pemerintah.
5) Masa Kini
Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun
1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun
komunisme yang murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama
revolusi lahir dalam bentuk sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis
lainnya). Dan walaupun komunis sosialis hampir punah, partai komunis
tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan hak-hak buruh,
pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah
dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Seperti yang digambarkan Anthony Giddens,
komunisme dan sosialisme sebenarnya belum mati. Ia akan menjadi hantu yang
ingin melenyapkan kapitalisme selamanya. Saat ini di banyak negara, komunisme
berubah menjadi bentuk yang baru. Baik itu Kiri Baru ataupun
komunisme khas seperti di Kuba
dan Vietnam. Di
negara-negara lain, komunisme masih ada di dalam masyarakat, namun kebanyakan
dari mereka membentuk oposisi terhadap pemerintah yang berkuasa.
blog nya bagus... sangat membantu ...
BalasHapus