“Anti Kapitalisme”
Adalah
seorang Adam Smith yang berhasil meletakkan
salah satu pilar terpenting sejarah pemikiran dunia. Pada tahun 1776 dalam
bukunya “Wealth of The Nation” ia memformulasikan suatu teori ekonomi
yang kelak begitu merajalela dan hegemonik. Yap, tesis KAPITALISME telah menjadi terobosan signifikan dalam
menganalisis aktifitas ekonomi masyarakat. Teori yang bersandar pada studi
ekonomi-politik ini, sukses menularkan dirinya pada hampir seluruh aspek
kehidupan. Dalam perjalannya ekonom borjuis semisal David Ricardo atau Jean
Baptise Say ikut menyempurnakan struktur dan wajah kapitalisme sebagai doktrin
utama ekonomi dunia. Selanjutnya apa itu kapitalisme? Akibat keterbelakangan
sistem pendidikan kita, kapitalisme didefinisikan hanya sebatas paham ekonomi
yang mendorong kompetisi antar individu dalam pasar dan memiliki faktor
produksi agar tercipta kesejahteraan bersama, terkontrolnya inflasi, atau
investasi yang berkembang. Setelah itu kita dipaksa menelan dan memuja
kapitalisme tanpa kritik.
Ternyata
hukum dialektika kembali muncul. Kehadiran Marxisme dianggap sebagai alternatif
lain dalam memandang sistem ekonomi. Karl Marx justru melahirkan analisis yang
lebih jauh dan cermat atas kapitalisme. Menurutnya kapitalisme terlampau
dangkal dan prematur melihat corak kehidupan masyarakat.Adam Smith beserta
pemikir borjuis lainnya terlalu mengandalkan logika kompetisi dan kebebasan
ekonomi,dengan senjata pamungkasnya yaitu kerangka “trickle down effect”.
Asumsi tersebut menyatakan bahwa penumpukan laba oleh segelintir orang pada
akhirnya akan menetes (trickle down) pada kelas atau kelompok masyarakat lain
yang kemudian bermuara pada kesejahteraan bersama. Atau teori nilai dan kerja
yang dikembangkan oleh david Ricardo bahwa upah buruh ekuivalen dengan tingkat
keuntungan yang dihasilkan. Hal inilah yang justru tidak nampak oleh Marx.
Realitas
malah menunjukan ketimpangan yang amat besar. Hierarki sosial Berjaya lewat si
kaya yang makin kaya dan si miskin yang terus terpojok tanpa daya. Selain itu,
secara mengagumkan ia mampu menyibak selubung ideologis dan penghisapan yang
eksis dibalik liberalisme ekonomi ala kapitalis. Teori nilai lebih (surplus
value), pembagian kerja, ekspansi ekonomi, atau overproduksi dalam kapiatlisme
yang dituliskan oleh Marx seakan memaksa kita mempertanyakan kembali keampuhan
sistem ekonomi tersebut.
Buku
yang ditulis oleh Simon Tormey ini, adalah panduan menarik dan berisi dalam
memahami kapitalisme. Guru besar ilmu politik university of Nottingham, Inggris
ini, secara detail berhasil mengantarkan kita pada perdebatan sengit apakah
kapitalisme wajib ditentang atau tidak (dibahas diawal buku). Anti kapitalisme
untuk pemula menyajikan analisa teoritis dan historis yang lumayan akurat
mengapa kapitalisme mendapat arus perlawanan. Sang penulis berupaya seobjektif
mungkin menunjukan kondisi dunia yang sebenarnya di bawah dominasi kapitalisme.
Ia tidak hanya berhenti disitu karena pada pembahasan berikutnya kita
diperhadapkan pada fenomena globalisasi-neoliberal lewat sepang terjang
korporasi raksasa internasional dan lembaga-lembaga keuangan global yang telah
menjadi rantai tak terpisahkan dari hegemoni kapitalisme atas sistem ekonomi
lainnya. Selanjutnya kita akan bertemu dengan kelompok-kelompok gerakan
anti-kapitalisme dunia yang aktif menggalakkan resistensi.
Pada
bab 1, kita diperkenalkan pada hal-hal mendasar harus diketahui tentang
kapitalisme. Disini diuraikan pemikiran pokok bagaimana dan mengapa disebut
kapitalisme. Kita dapat menmukan konsepsi vital untuk menelusuri landasan
terbangunnya liberalism ekonomi. Misalnya, cirri kapitalisme yang relative bisa
diterima banyak pihak, 1. Adanya kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi
(modal, sumber daya alam, teknologi),2. Munculnya tenaga kerja upahan yang
disebut denagn buruh, 3. Aktifitas pertukaran barang dan jasa demi memperoleh
keuntungan dalam system pasar. Deskripsi tersebut sengaja tidak menyentuh dulu
pemikiran Marxian yang menegaskan terjadinya penghisapan oleh kelas borjuis
terhadap kelas pekerja. Sehingga, definis kapitalisme ini diharapkan relative
dapat diterima oleh semua pihak. Namun yang patut dipertanyakan apakah
kapitalisme itu adil dan rasional bagi kepentingan rakyat?substansi dan relasi
ekonomi sebenarnya telah ada jauh sebelum system ini berkuasa. Karena
perkembangan masyarakat secara historis dengan jelas merefleksikan bahwa
interaksi ekonomi dan bentuk pasar tidak terkontaminasi oleh karakter
kapitalisme. Kerancuan yang sering hadir adalah persepsi yang memvonis bahwa
kapitalisme sama dengar pasar yang berarti bahwa peradaban kita hanya mengenal
satu-satunya system yaitu kapitalisme. Bahkan lebih jauh kita cenderung
menertawakan ide dan praktek barter atau model produksi berbasis mutualisme dan
kebutuhan. Hal ini lahir akibat absennya analisa kita pada aspek historis dan
factor-faktor elementer yang membentuk tatanan sosial. Kita cenderung dimabukan
oleh tafsiran dan gambaran kemajuan yang hanya dimulai dan selalu berasal dari
penemuan industry. Padahal, kapitalisme baru lahir sekitar 4 abad
belakangan.Lalu apa yang terjadi sebelum abad kapitalisme?
Pada
Bab II, dibahas lahirnya berbagai kelompok dan model gerakan sosial melawan
kapitalisme.Kegagalan demokrasi liberal dan mandeknya sosialisme versi
Bolshevik ternyata memicu menjamurnyar esistensi dengan gaya yang berbeda.
Oposisi jalanan atau gerakan ekstra parlementer pada dekade 60-an dan70-an
adalah tonggak alternatif lain dalam mendorong transformasi sosial. Radikalisme
pada waktu itu mendesak dan menelanjangi struktur otoritarianisme kekuasaan dan
kapitalisme sebagai musuh bersama. Disini, peristiwa Revolusi Perancis 68′
dikedepankan sebagai protes dan resistensi dalam skala yang lebih luas.
Sehingga tampaklah bahwa gerakan anti-kapitalisme mulai bermetamorfosis.
Pada
Bab III dan IV deskripsi Tormey begitu menarik untuk ditelaah. Ia berusaha
mengklasifikasikan bentuk-bentuk gerakan yang ada. Pembahasan dari gerakan ke
gerakan memuat ulasansignifikan terhadap dinamika kelompok anti-kapitalisme.
Sehingga muncul dua watak gerakan yaitu,kelompok reformis dan kelompok
radikal-revolusioner. Untuk kelompok pertama, kaum reformismemahami perlawanan
atas kapitalisme sebagai desain untuk memperkuat kontrol negara. Kapitalisme dipandang
sebagai sesuatu yang masih bisa dihumaniskan. Sehingga dominasi dan ketimpangan
olehkapitalisme dicover lewat mekanisme dan regulasi yang ketat,
misalnya kontrol atas sistem produksi dan korporasi. Metode ini dikembangkan
lewat pembangunan blok politik. Kekuatan parlementer menjadi sandaran utama
untuk mengintervensi setiap kebijakan yang ada. Misalnya fenomena soialisme
demokrasiyang tumbuh cukup subur di beberapa negara Skandinavia, partai buruh
di Inggris, Jerman, Perancis, ataufungsi lembaga donor yang dibentuk oleh
filantropis dunia, taruhlah Bill Gates, George Soros, NelsonMandela, dll.
Selanjutnya kelompok radikal-revolusioner bergerak lebih jauh dengan visi
penghancuran total kapitalisme. Bagi mereka, sejarah kapitalisme sudah tamat!
Sehingga kapitalisme harus segera diabolisi karena selama ini menjadi sumbu
utama malapetaka sosial. Kelompok radikal-revolusioner ternyata banyak
mendiskusikan desain kehidupan paska-kapitalisme. mereka meyakini
kekuatan kelas dan solidaritas sebagai elemen utama perjuangan. sehingga
analisa marxian menjadi perspektif utamanya berikut bentuk-bentuknya yang
berbeda seperti kelompok leninis, trotskyan,dll. sampai sekarang kelompok ini
tetap eksis dengan mendorong sosialisme sebagai alternatif. tradisi marxisme sendiri
bisa dikatakan arus paling berpengaruh dalam gerakan sosial.
Selain
itu, juga berkembang kelompok gerakan baru dengan tradisi anarkisme dan
enviromentalisme. Metodenya pun sangat beragam lewat sabotase,penghancuran
simbol kapitalisme, gerilyawan bersenjata, radikalisasi jalanan, pemogokan
massal, dll.Entitas kubu ini, banyak berkembang pra dan pasca Perancis Mei 68′,
seperti, gerakan Situasionis Internasional, Gerakan Linkungan Radikal (Earth
First), Culture Jammer, Ya, Basta!, atau tentu saja yang paling fenomenal dan
unik gerilyawan bersenjata Zapatista di Meksiko.Ditengah hiruk-pikuk resistensi
tersebut, Tormey mampu meramu deskripsi secara menyeluruh tanpa mengecilkan
peran kelompok gerakan yang ada. Bahkan ia melampirkan eksplanasi yang lumayan objektif
dalam melihat kelebihan dan kekurangan dari semua varian gerakan yang ada.
Akhirnya. Di Bab V, Tormey berusaha menggiring kita pada suatu refleksi kritis
terhadap masa depan gerakan yang ada. Menurutnya pembangunan dan pergantian
tatanan sosial yang lebih baik mutlak diperlukan. Seperti yang ia katakan bahwa
“masa depan gerakan anti kapitalisme akan tergantung pada jutaan individu dan
keputusan kelompok yang melakukan aksi bersama melawan kapitalisme neoliberal”.
Ini
merupakan buku yang benar-benar menggoda sebagai introduksi atas kapitalisme.
Terutama bagi yang ingin mengenal kenapa kemiskinan dan krisis ekonomi menjadi
semacam siklus dan kelaziman. Menurut saya buku ini justru Nampak lebih dalam
dibanding judulnya untuk para pembaca pemula.
Sumber : Tormey, Simon.2005.Anti
Kapitalisme.Yogyakarta:Teraju
0 komentar:
Posting Komentar