This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 01 Juni 2014

Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Jaya, Saksi Berdarah Kekejian PKI di Banyuwangi

          


          Siapa tak mengenal PKI. Partai Komunis Indonesia yang pada zamannya mampu menjadi salah satu partai besar dan disegani oleh lawan poliiknya. Untuk mewujudkan cita-citnya menjadikan Indinesia sebagai negara komunis, maka pada tahun 1965 anggota PKI banyak melakukan pembunuhan berantai terhadap masyarakat Indonesia. Tak hanya di kota-kota besar saja, namun keganasan PKI sampai ke ujung timur Pulau Jawa, yaitu Banyuwangi. Salah satu bukti kekejian PKI diantaranya pembunuhan masal yang dilakukan pada 62 orang Gerakan Pemuda Anshordi  Banyuwangi. 


          Konon mayat para pemuda tersebut dikubur di dalam tiga lubang yang berbeda. Dua lubang masing-masing berisi 10 mayat. Dan lubang ketiga berisi 42 mayat. Mereka dibunuh dengan cara diracun oleh anggota Gerakan wanita Indonesia (Gerwani).
 
          Menurut cerita, pembantaian itu sudah direncanakan oleh PKI secara licik. Mereka mengundang pemuda Ansor Muncar untuk menggelar pengajian bersama. Kedatangan para pemuda Ansor kala itu disambut anggota Gerwani yang menyaru sebagai Fatayat NU. Ke-62 pemuda Ansor sekarat seusai menyantap hidangan beracun yang disuguhkan PKI. Sejurus kemudian, dengan membabi buta tubuh para pemuda Ansor dibantai dan ditumpuk dalam tiga lubang yang kini menjadi tetenger peristiwa tersebut.

         Diceritakan juga ada beberapa pemuda Ansor yang berhasil menyelamatkan diri dan memberitahukan kejadian itu ke rekan-rekannya. Pembalasan pun dilakukan Ansor dan ormas Islam lainnya yang berakhir dengan runtuhnya PKI di Banyuwangi.

   
Untuk mengenang sejarah berdarah tersebut, maka pemerintah setempat membangun Monumen Pancasila Jaya, tepatnya di daerah desa Cemetuk, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwang.  Di depan monumen itu kokoh berdiri patung Burung garuda. Di sisi kanan berdiri dinding pembatas setinggi 1,5 meter sepanjang 15 meter. Di dinding itu terdapat relief bertema sadisme yang dilakukan PKI. Setidaknya rekaman sejarah tergambar di relief mayat manusia yang diperlakuan bagai bangkai hewan buruan. Serta relief aksi sadisme yang tak kalah kejam lainnya. Memang, di tempat inilah 62 anggota Ansor dari Kecamatan Muncar dibantai secara licik dan sadis oleh PKI, pada tanggal 18 Oktober 1965. mayat-mayat mereka dimasukkan ke dalam 3 lubang yang masing-masing berukuran 3x3 meter, 3x4 meter dan 3x5,5 meter. Bisa dibayangkan betapa kejinya perlakuan PKI terhadap rakyat Indonesia. (Rf)